“Sudah, jangan banyak bicara soal itu lagi. Yang penting sekarang kamu sudah sadar… dan sehat seperti biasa,” kata Tuan Saya, tapi nada suaranya menyimpan nada lega yang sulit disembunyikan. Ia lalu mendekat, menyelipkan satu tangannya di belakang punggung El, sementara tangan satunya menahan siku pemuda itu. Gerakannya hati-hati sekali, seakan El adalah barang rapuh yang mudah pecah. “Ayo, pelan-pelan. Jangan terburu-buru, nanti pusing,” ujarnya sambil membantu El duduk tegak. El menghembuskan napas pelan. Otot-otot punggungnya kaku, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkan kalau ia masih agak lemas. “Saya baik-baik saja, sungguh. Kalau terus diperlakukan seperti ini, saya bisa-bisa tambah malas bergerak,” ucapnya sambil tersenyum tipis. Tuan Sujana hanya menatapnya sebentar, lalu menggeleng. “Kau ini memang keras kepala…” gumamnya, sebelum merogoh saku jasnya dan menekan nomor di ponselnya. “Masuk,” katanya singkat setelah sambungan diangkat. Tak lama, salah satu pengawal b
Huling Na-update : 2025-08-10 Magbasa pa