Beberapa hari berikutnya, Elvario pulang ke rumah lebih larut dari biasanya. Kali ini, dia ingin pulang dan tidak tinggal di rumah sakit lagi. Ada hal penting yang ingin dia bahas dengan ayahnya. Lampu jalanan sudah temaram, udara dingin menusuk kulit, dan tubuhnya yang masih lelah seakan dipaksa melangkah lebih jauh. Mobilnya terparkir di halaman, dan begitu ia masuk ke rumah, aroma kayu manis bercampur teh hangat langsung menyambut. Rumah itu hening, seolah tahu bahwa penghuninya baru saja kembali dari medan perang bernama rumah sakit. El menutup pintu pelan, menggantung jas dokter yang sejak pagi menempel di bahunya, lalu berjalan masuk. Di ruang tamu, lampu kuning redup masih menyala. Sosok ayahnya duduk di kursi tua, sebuah buku terbuka di pangkuan. Rambutnya sudah memutih hampir seluruhnya, tapi sorot matanya tetap jernih, penuh ketenangan yang anehnya selalu membuat El merasa sedikit lebih ringan. “Kamu pulang juga akhirnya,” suara ayahnya tenang, tanpa nada teguran, hanya
Last Updated : 2025-08-24 Read more