Darren berdiri dari kursi tunggunya begitu pintu ruang UGD terbuka. Nafasnya terengah, seakan ia sudah menahan udara terlalu lama. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar. “Ba–bagaimana keadaan istri saya, Dok?” tanyanya dengan suara bergetar. Wajahnya pucat, mata berkaca-kaca.Bagi Darren, segala urusan pekerjaan, pertemanan, bahkan urusan pribadi bisa ia hadapi dengan kepala dingin. Tapi kalau sudah menyangkut istri, anak, atau kedua orang tuanya, Darren bisa kehilangan ketenangan. Itulah yang terjadi sekarang. Apalagi sejak tadi Raja, anak semata wayangnya, terus menangis tiada henti. Bocah itu berulang kali menyalahkan dirinya sendiri. Hatinya hancur mendengarnya.Dokter wanita di hadapannya tidak menunjukkan wajah serius yang menakutkan. Sebaliknya, ia tersenyum tipis, menenangkan.“Baik, Pak. Pasien dalam keadaan stabil dan sudah siuman. Silakan masuk, kita bicara lebih lanjut di dalam.”Darren langsung mengangguk cepat. Tangannya meraih Raj
Terakhir Diperbarui : 2025-08-25 Baca selengkapnya