“Halo, Shel,” sapa Elvara begitu panggilannya dengan Shella tersambung. “Ada apa, Var?” suara Shella di seberang sana terdengar cempreng. Elvara menghela napas panjang, tatapannya tertuju pada lantai marmer kamarnya yang dia pijak, mulutnya terbuka tapi tak ada kata yang keluar dari sana. “Vara ... kamu kenapa nelpon aku?” suara Shella terdengar lagi, agak mendesak. “Kamu lagi ada masalah atau gimana?” “Ayo liburan, berdua,” potong Elvara cepat, nada suaranya terdengar jenuh. “Aku mumet banget, sumpah. Di rumah tuh rasanya kayak dicekek.” Shella diam sesaat, mencoba mencerna nada putus asa sahabatnya itu. “Lah, suami kamu mana? Pak Darell?” Elvara mendengus pelan, malas membahasnya. “Dia sibuk. Aku males bahas dia, Shell. Aku cuma mau keluar, hari ini juga.” “Sekarang?” suara Shella naik setengah oktaf, kaget. “Ya ampun, mendadak banget, Var!” “Ya justru itu, aku butuh mendadak,” balas Elvara cepat, menatap koper kecil di sudut kamarnya. “Kita ke Puncak aja, ya? Aku bu
Last Updated : 2025-11-21 Read more