Radja bergegas mengambil buku menu, menyambut pelanggan dengan senyum ramah seperti biasa. “Selamat sore, Kak. Mau duduk di mana?” sapanya sambil berjalan mendekat. Namun begitu pria itu mengangkat kepala, menatap Radja, senyum di wajah cowok itu perlahan memudar. Tatapan pria itu dingin, tajam, dan menusuk. Bukan marah, tapi ada tekanan aneh di balik matanya. Aura dominan dan intimidatif membuat Radja otomatis melambatkan langkahnya, keningnya mengernyit. Sebelum Radja sempat berkata lebih lanjut, langkah cepat mendekatinya terdengar dari arah bar. “Radja!” suara Savana terdengar agak tergesa. Gadis itu nyaris setengah berlari meski kakinya masih sakit. Napasnya sedikit ngos-ngosan saat tiba di samping Radja. “Biar aku aja yang layanin,” katanya buru-buru, langsung meraih menu dari tangan Radja. Radja menoleh, bingung. “Lho, kenapa? Gue ....” “Ini pelanggan aku.” Suara Savana tenang, tapi penuh penekanan. Radja mematung. Dia menatap wajah Daryan, yang kini menoleh ke Savana
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya