Tubuh Hana tiba-tiba limbung di tengah tangga. Wajahnya pucat, pandangannya kabur. Ia sempat berpegangan pada pegangan tangga, tapi tubuhnya tak sanggup menopang diri lebih lama. “Hana!” teriak Abian, spontan melesat dari bawah tangga. Tepat sebelum tubuh Hana benar-benar ambruk, Abian berhasil menangkapnya. Tubuh istrinya begitu ringan dan dingin dalam pelukannya. Nafas Hana memburu, keringat dingin membasahi pelipisnya. “Hana! Sayang, buka matamu... tolong!” Abian panik, mengguncang bahu istrinya pelan. Tapi Hana hanya mengerang lirih, matanya terpejam. Tania yang semula masih berdiri terpaku, segera berlari menghampiri. “Cepat bawa dia ke rumah sakit, Bi! Jangan buang waktu!” Felia menutup mulutnya, menahan isak. Pelukannya pada Alena menguat, menyaksikan bagaimana perempuan yang tadi berdiri teguh di hadapannya kini tergolek tak berdaya. Beberapa menit kemudian, Abian membawa Hana ke mobil pribadinya dengan Tania menyusul di kursi belakang. Sementara di beranda rumah
Last Updated : 2025-06-11 Read more