Cahaya remang dari kota menembus tirai tipis apartemen, memantul di permukaan meja kaca. Felia berdiri bersandar pada jendela sambil memainkan cangkir tehnya, menatap lurus ke arah Livia yang duduk di sofa. Rio berjalan mondar-mandir di belakang Livia, wajahnya tegang, suaranya penuh tekanan. “Kau sudah hafal identitas barumu, Livia?” tanyanya tajam. Livia mengangguk tenang, “Nama publikku Ayla Maheswari. Lulusan NYBS, pengalaman magang di Asia Tenggara, ahli dalam perencanaan strategis.” Felia mendekat, suaranya rendah namun dingin, “Ingat, Livia. Jangan sampai terpeleset menyebut nama aslimu di depan siapa pun. Di mata mereka kau Ayla, bukan Livia.” “Dan jangan terlalu cepat bergerak,” Rio menambahkan. “Dekati Abian. Bikin dia nyaman. Hana itu perempuan polos, mudah dibuat curiga. Fokus kita hancurkan hubungan mereka dulu.” Livia menatap mereka bergantian. “Dan setelah itu?” “Setelah itu, kita rampas semua milik mereka. Perusahaan, kehormatan, dan kalau perlu... anak i
Terakhir Diperbarui : 2025-06-14 Baca selengkapnya