Suasana Cafe "Aura" pada jam sore yang sepi itu nyaris sempurna. Aroma kopi tubruk dan kayu manis menggantung di udara, berpadu dengan denting lembar piano yang mengalun dari speaker. Cahaya matahari senja menyelinap melalui jendela kaca patri, melukis pola keemasan di atas meja kayu tua tempat empat gadis itu duduk. Tapi ketenangan itu palsu. Sebuah badai diam-diam mengumpul di antara mereka.Mereka adalah Zayna, Raisa, Ira, dan Alisha. Persahabatan yang terbentuk sejak bangku Sma dan Smp, dirajut dari berbagi mimpi, cita-cita, dan rahasia paling kelam sekalipun. Hari ini, ada yang berbeda. Raisa, biasanya yang paling cerewet dan penuh canda, duduk membisu. Jarinya tak henti-hentinya memutar-mutar sendok di cangkir Cappuccino-nya yang sudah dingin."Zay," ucap Raisa akhirnya, memecahkan kesunyian. Suaranya serak, nyaris seperti bisikan. "Bolehkah... bolehkah aku bicara tentang sesuatu?"Zayna, yang sedang asyik mengelus-elus foam di atas Latte-nya, mengangkat kepala. Matanya,
Terakhir Diperbarui : 2025-10-27 Baca selengkapnya