Dikejar Lelaki Dingin yang Menolakku

Dikejar Lelaki Dingin yang Menolakku

last updateLast Updated : 2025-10-22
By:  EselitaaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
9views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Zayna jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang lelaki tetapi belum sempat menyatakan perasaannya sudah ditolak. Ternyata lelaki itu calon tunangan kakaknya.

View More

Chapter 1

01

“Astaghfirullah.”

Kepala pria itu menoleh begitu cepat ke tembok dan tangannya menutup kedua matanya setelah tidak sengaja bertemu pandang dengan Zayna.

“Apa itu?” batin Zayna terkejut dan mulai bingung seraya mengalihkan pandangan ke arah lain.

Baru kali ini Zayna melihat seorang lelaki yang langsung mengalihkan pandangan sampai menutup kedua matanya ketika bertemu pandang dengannya.

“Ira, menurutmu wajahku gimana?” bisik Zayna di telinga temannya yang duduk disampingnya itu yang sedang fokus mengobrol dengan temannya.

Ira memandangi Zayna lekat-lekat. “Nggak gimana-mana. Tetap cantik.”

“Serius? Dandananku ketebelan atau ada sesuatu gitu di wajahku?”

“Nggak ada Zay! Nih coba liat sendiri!”

Ira mengambil kaca rias di tasnya kemudian memberikan pada Zayna. Zayna langsung menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Ira dan mulai mengaca. Alisnya mengernyit. Tidak ada yang sesuatu di wajahnya dan dandanannya sangat tipis.

“Mungkin reaksi mas-mas tadi bukan ke aku. Lagian nggak kenal juga,” batin Zayna.

Zayna mengembalikan kaca rias Ira.

Zayna Hanari Zahira, enggan datang ke rumah temannya ini untuk menyaksikan acara lamaran. Tetapi karena didesak oleh orang tuanya dan temannya meminta sampai merengek, akhirnya dia datang.

Alih-alih fokus pada acara, Zayna justru berulang kali melirik ke seorang lelaki yang duduk di salah satu sudut ruangan. Pakaiannya rapi, kulitnya sedikit pucat, dan wajahnya sangat menawan.

Namun yang menarik perhatian Zayna adalah ketika para lelaki di ruangan ini sibuk menyaksikan acara lamaran, lelaki itu malah termenung, menatap ke lantai maupun lurus ke depan dengan tenang seolah-olah tidak terpengaruh sama sekali oleh sekitarnya.

“Dia tadi istighfar ya?” batin Zayna.

Seumur-umur baru kali ini Zayna tertarik pada seorang lelaki.

Di usianya yang ke-24, entah sudah berapa lelaki yang bilang ke kakak perempuannya maupun orang tuanya untuk melamarnya.

Tetapi Zayna yang ambisius menolak dengan tegas bahwa dia tidak akan pernah menjalin hubungan sebelum dirinya menjadi kardiologi.

Zayna sampai tidak percaya dengan dirinya sendiri yang kerap menjaga pandangan dari lelaki malah curi-curi pandang. Dia merasa digoda. Dia pun beristighfar berkali-kali di dalam hati.

“Udah dikasih reaksi kayak gitu, jangan natap lagi Zayna,” batin Zayna tetapi dia tetap melirik ke lelaki itu sekilas.

Lelaki itu menatap lurus ke depan tetapi terlihat gelisah. Ketara dari matanya beberapa kali melirik ke tembok. Dia seperti menyadari lirikan Zayna dan tampak tidak nyaman. Akhirnya pria itu pun berdiri dan melangkah cepat keluar.

Zayna terperangah.

Belum apa-apa, rasanya seperti ditolak.

Zayna menundukkan wajahnya.

Acara lamaran temannya sedang dimulai, tetapi Zayna malah tidak bisa fokus. Lelaki itu juga tidak kembali lagi.

“Zay, ayo foto bareng Raisa!” ajak Ira seraya menarik tangan Zayna.

Zayna tidak mengatakan apapun tetapi tetap ikut foto bersama. Meski Zayna disuruh senyum, gadis itu tetap tidak bisa tersenyum.

Setelah acara selesai, orang-orang disuruh makan oleh orang tua Raisa. Zayna digandeng Ira ke luar rumah untuk mengambil makanan di prasmanan. Zayna menolak makan tetapi setelah Ira bilang tidak enak pada orang tuanya Raisa, akhirnya Zayna mengambil makan.

“Zayna.”

Zayna menoleh ke belakang. Terlihat seorang lelaki tersenyum padanya.

“Iya. Siapa ya?” tanya Zayna ramah.

Zayna seperti pernah melihat lelaki ini tetapi dia lupa.

Zayna mengambil makanan di prasmanan lagi.

“Rafka Aswangga, lupa?” tanya lelaki itu.

Zayna menoleh lagi.

“Aku juga hampir lupa Raf,” sahut Ira.

“Waktu smp?” tanya Zayna pada Ira.

Ira menganggukkan kepalanya.

“Parah banget masa calon suami dilupain,” kata Rafka Aswangga dengan nada kesal.

Zayna sampai menjatuhkan sendok yang baru saja ia ambil begitu mendengar jawaban Rafka.

“Bahkan sejak Smp kamu nggak pernah dekat sama Zayna Raf. Bisa-bisanya bilang begitu,” ketus Ira menghentikan aksinya dan memilih berhadapan dengan Rafka.

“Tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama setelah sekian lama nggak ketemu,” ucap Rafka.

Zayna langsung tidak nyaman sehingga tidak menanggapi ucapan Rafka dan bergegas mengambil makanan dan minuman.

“Lama nggak ketemu kesan pertama yang kamu tunjukkan kayak gitu. Gimana Zayna mau tertarik sama kamu?” tanya Ira.

Zayna memanggil Ira agar cepat. Dia merasakan tatapan Rafka yang tersenyum padanya tetapi dia sengaja menjaga pandangan agar tidak bertatapan dengan Rafka.

Saat Zayna menoleh ke depan lagi, matanya justru tidak sengaja menangkap lelaki yang menarik perhatiannya tengah mengobrol dengan bapak-bapak. Lelaki itu tersenyum tipis yang membuat Zayna menghentikan langkahnya.

Ira yang berjalan dibelakang Zayna alhasil berhenti berjalan juga. “Kenapa Zay?”

Zayna mengucap istighfar dan menggelengkan kepalanya. Mereka melanjutkan berjalan ke kursi-kursi paling belakang.

“Rafka terus ngeliat ke arah sini,” bisik Ira di telinga Zayna.

Zayna tidak peduli. Justru dia masih memikirkan lelaki yang menarik perhatiannya yang saat ini masih mengobrol dengan bapak-bapak di kejauhan sana.

“Dengar-dengar dia jadi manajer di salah satu perusahaan di bidang otomotif,” kata Ira.

Zayna tahu dia tetap harus menghormati lawan bicaranya jadi dia menganggukkan kepalanya. Dia mulai makan dengan pelan setelah berdoa.

“Nggak tertarik? Apakah ada yang menarik minatmu?” tanya Ira mulai makan juga.

Zayna terdiam dan kedua matanya curi-curi pandang lagi ke lelaki itu. Namun dia tidak berani mengungkapkannya ke Ira.

Ira yang sudah tahu Zayna seperti apa sejak masih Smp dan bagaimana didikan orang tua Zayna pada gadis itu, berkata, “Aku tahu kamu nggak boleh pacaran tetapi sekarang kita udah besar. Memangnya kamu nggak mau menikah? Tetapi aku mengerti kalau seleramu juga harus sama seperti kamu dan keluargamu kan?”

Zayna menggelengkan kepalanya. Dia berpikir jika memberitahu Ira, dikhawatirkan Ira menyampaikan apa yang dia katakan pada lelaki itu langsung.

“Kamu kan sudah tahu kalau aku nggak ingin menjalin hubungan sebelum menjadi Kardiologi,” jawab Zayna.

Ira cuma mengangguk-angguk.

Sesi foto Raisa dan tunangannya belum selesai. Bilal, tunangan Raisa, muncul di pintu dan memanggil teman-temannya. Teman-temannya yang belum makan maupun sudah mendekati Bilal.

“Zafran!”

Bilal memanggil sambil melambaikan tangannya pada lelaki di kalangan bapak-bapak. Zayna terpaku, jantungnya berdebar kencang.

“Jadi namanya Zafran?!” batin Zayna.

Wajah Zafran yang semula lega berubah menjadi datar lagi. Dia menghampiri Bilal kemudian mengatakan sesuatu pada Bilal. Zayna penasaran apa yang dikatakan Zafran. Dalam hati Zayna, terus berkata agar dia berhenti menatap tetapi dia malah fokus.

Zafran masuk ke dalam bersama Bilal. Namun beberapa detik berikutnya keluar lagi. Dia tidak sengaja bertatapan dengan Zayna. Wajahnya menjadi lebih dingin. Kakinya melangkah cepat meninggalkan tempat tersebut.

“Nggak sengaja juga,” batin Zayna kesal sekaligus sedih.

Zayna tidak kenal Zafran, baru pertama kali bertemu, tidak kenalan juga, apalagi ada salah, kalau cuma menatap membuat Zafran risih, Zayna tidak tahu lagi karena dia menatapnya sekilas-sekilas, dan bertemu mata itu tidak sengaja.

Pulang dari acara lamaran temannya, Zayna menangis. Orang tuanya sangat kaget. Begitu juga dengan Maisha, kakak Zayna.

“Zayna, kamu kenapa?” tanya sang ibu lembut.

Zayna menggelengkan kepalanya dan mengusap air matanya. Pertama kali tertarik pada seorang lelaki dia malah menangis karena merasa diabaikan. Dia seharusnya tidak menjadi seperti ini. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Raisa bertanya-tanya soal Zafran.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
12 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status