Langit pagi masih berwarna kelabu ketika Zayna melangkah ke rumah sakit. Hujan semalam meninggalkan aroma tanah basah yang samar menempel di udara. Seragam putih Zayna tampak rapi, meski matanya sedikit sayu — semalam dia tidak bisa beristirahat dengan tenang karena memikirkan banyak hal. Zayna menyapukan pandangan ke arah meja resepsionis. Ia melihat Nadira, temannya, sedang memeriksa berkas pasien. Dengan cepat, Zayna menghampiri. “Nad, suratku yang waktu itu aku titipkan ke kamu… dia belum bilang apa-apa, ya?” tanyanya hati-hati. Nadira menoleh, menurunkan maker sedikit, lalu menggeleng pelan. “Belum, Za. Kemungkinan besar udah disampaikan sama keluarganya. Tapi sampai sekarang… belum ada balasan.” Zayna menunduk, menatap jari-jarinya yang saling menggenggam gelisah. “Oh… baik, makasih ya, Nad,” ujarnya, mencoba tersenyum meski senyumnya terasa kaku. “Pria itu akhir-akhir ini sibuk banget, mungkin itu alasannya,” sambung Nadira menenangkan. Zayna mengangguk pelan, “Iy
Last Updated : 2025-10-23 Read more