*“Vier sudah harum dan tampan, nanti harus pintar ya kalau dibolehin jenguk mama.” Dini yang mengurus anak itu berpesan.“Baik, Ante. Vier tidak nakal lagi, kok,” ujar anak itu sembari menampakkan rasa bahagia karena mau bertemu dengan orang yang sangat dirindukannya.Tiba-tiba Dini menatap Vier dengan heran dan terkejut.“Vier? Coba panggil nama Vier.”“Vier, Vierrrrrrr” anak itu mengulang ucapan pengasuhnya dengan menekankan huruf ‘r’ di akhir. Dia mau menunjukan kalau sudah bisa melafalkan namanya dengan benar dan tidak cadel lagi.“Wah, mama pasti senang dengar Vier bisa sebut namanya dengan benar.”Vier sudah tertawa bangga saja dipuji Dini.Aku yang sejak tadi menikmati kopiku baru berjingkat dan mengajak anak itu ke rumah sakit.“Apa perlu saya ikut, Pak?” tanya Dini.“Tidak perlu, Din. Sudah ada ibu dan Iqdam di sana. Kalau kau tidak repot, pergilah ke rumah Kalisari. Bantu Tante Aini di sana. Barangkali dia butuh bantuan,” ujarku padanya. Tante Aini dan Om Damar seminggu ini
Last Updated : 2025-09-04 Read more