Eko menghela napas panjang. "Huh, umur sudah tua, nggak kuat dengar cerita seperti ini. Rasanya mau ikut menangis."Betandi berkata, "Eko, aku kasih bahu untukmu, kamu menangislah sepuasnya.""Pergi sana!"Beberapa saat kemudian.Mini baru saja melepaskan diri dari pelukan Ewan, lalu berkata dengan wajah memerah, "Maaf, Pak. Tadi aku, aku ....""Nggak apa-apa, aku bisa mengerti." Ewan tersenyum, "Mini, selamat bergabung di Departemen Pengobatan Tradisional.""Terima kasih, Pak.""Betandi, Eko, kalian bantu Mini rapikan meja kerjanya. Aku masih ada urusan, jadi pamit dulu." Setelah berkata demikian, Ewan pun pergi.Menatap punggungnya yang semakin menjauh, sorot mata Mini menyiratkan seberkas cahaya dingin.Begitu Ewan keluar dari Departemen Pengobatan Tradisional, Abyaz berjalan menghampiri dan memanggil, "Bos.""Gimana urusannya?" tanya Ewan."Humam dan Cadi sudah aku selesaikan. Soal Dimas dan Letty, mereka ...." Abyaz mendongak sejenak dengan ragu-ragu."Ada apa?" tanya Ewan.Abyaz
Baca selengkapnya