Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, malam pun tiba.Nazar bertanya kepada Kirin, "Apa pesananku sudah sampai?""Pesanan apa?" Kirin balik bertanya."Ular!" kata Nazar. "Aku masih menunggu untuk makan bersama arak."'Dasar congok!' Kirin menghela napas dalam hati, mengeluarkan ponsel dan menelepon. Kemudian, dia berkata, "Sudah sampai.""Hore!" Nazar bersorak. "Koki di Kota Yesalu mahir mengolah daging hewan liar. Kirin, panggilkan beberapa koki. Aku mau makan hotpot daging ular."Kirin menatap Satria untuk menanyakan pendapatnya."Ikuti kata Senior saja." Satria tersenyum. "Sebelum pertarungan, kita makan enak dulu.""Baik." Kirin mengangguk dan segera mengatur semuanya.Kurang dari sejam, hotpot daging ular sudah tersaji lengkap dengan lebih dari sepuluh jenis lauk tambahan. Jamur, perut sapi, darah bebek, bakso udang, sawi, kentang, talas, lobak ....Mereka makan hotpot sambil minum-minum. Setelah beberapa gelas, Nazar merasa terinspirasi, lalu berseru dengan lantang."Kita yang
Read more