Siti tersandung masuk ke dalam ruangan, dibawa oleh seorang prajurit yang tampak waspada. Tatapan dingin Jafar langsung tertuju padanya."Hei, kau!" bentaknya pada prajurit itu. "Ikat dia di kursi."Prajurit itu tertegun, jelas terlihat ragu.Suara Jafar memotong keheningan seperti pisau. "Lakukan, atau biar pamanku yang mengurusmu."Terjepit oleh rasa takut, prajurit itu akhirnya mengangguk.Dia mengambil seutas tali dan mengikat pergelangan tangan serta kaki Siti ke kursi. Wajah Siti memucat seperti kain kafan.Suara bergetarnya memohon, "Tolong jangan lakukan ini."Jafar melambaikan tangannya ke arah prajurit itu. "Kau, keluar."Pintu menutup di belakang mereka, menyisakan Siti sendirian bersamanya.Dia mendekat perlahan, sorot matanya gelap penuh nafsu terpendam."Kau membuatku kehilangan kejantananku," geramnya. "Sekarang aku akan membuatmu menderita."Mata Siti membelalak, dadanya sesak dilanda ketakutan. "Kumohon, Pak Jafar, jangan ....""Diam!" bentaknya sambil menampar pipiny
Baca selengkapnya