Karena sudah berada di luar, aku dan Xin Jian memutuskan untuk berkeliling kota terlebih dulu sebelum kembali ke kediaman. Udara sore di Bailiang terasa hangat, matahari condong ke barat, memantulkan cahaya keemasan di atap-atap bangunan, dan suara roda kereta kuda berbaur dengan riuh obrolan para pedagang. Aroma manis dari penjual kue dan harum rempah dari kedai-kedai makan bercampur di udara.Di lorong kedua Jalan Bailiang yang ramai, ada kedai teh yang sangat populer di kalangan nona-nona muda bangsawan. Jendela-jendela kayu berukirnya terbuka, menampilkan meja-meja bundar yang tertata rapi, dan dari dalamnya keluar aroma teh yang lembut. Aku memutuskan mendatangi kedai itu setelah Jiang Xinxin sempat merekomendasikannya padaku dulu, katanya, "Tempat ini punya teh Osmanthus yang paling wangi di seluruh Bailiang."Sebelum turun dari kereta kuda, aku mengamati gerakan Xin Jian. Dia duduk santai, tangan bersedekap, tatapannya menyapu keramaian di luar seakan mencari ancaman.Merasa
Last Updated : 2025-08-09 Read more