Aku tidak ingat dengan jelas kapan segalanya mulai kabur. Yang kupahami hanya dingin yang terus menyelinap dari ujung kaki ke tengkuk, perutku melilit, kepala rasanya seperti diikat simpul, dan langit-langit mulutku terasa getir.Aku menggigil, dan ketika kubuka mata, duniaku hanya dipenuhi warna pucat yang menyilaukan."Feiyan!" suara Xin Jian terdengar gemetar, tak seperti biasanya.Aku tidak sempat menjawab. Dunia seperti terbalik. Telingaku berdenging. Lalu, semuanya gelap.***Saat aku sadar lagi, aku merasa digendong—erat, penuh kehangatan, dan jujur saja …, sedikit memalukan. Wajahku menempel pada dada seseorang, dan napas si pembawa terasa cepat, seolah ia berlari di tengah badai salju."Feiyan, bertahanlah, jangan mati," gumamannya terdengar terburu-buru. Suaranya nyaris tak terdengar, tapi lengan yang mengait di bawah lututku dan di belakang punggungku begitu mantap.Aku bukan mau mati, bodoh …, aku ingin berkata begitu, tapi lidahku seperti digulung kapas.Xishui sempat ter
Last Updated : 2025-08-02 Read more