All Chapters of Cinta Kita Sudah Sampai Ujung: Chapter 11 - Chapter 20

Fajar hampir menyingsing ketika Vanesa kembali ke studio dengan kelelahan. Dia berganti piyama, berbaring, lalu langsung tertidur.Entah Vanesa sudah tidur berapa lama, tetapi dia terbangun karena suara ketukan pintu yang mendesak.Vanesa membuka mata dengan tiba-tiba, menatap langit-langit yang tidak asing dengan napas cepat. Butuh waktu lama untuk Vanesa akhirnya sadar sepenuhnya.Dia bermimpi.Dalam mimpinya, ada sungai darah yang mengerikan mengalir di bawah tubuhnya. Samar-samar, dia bisa mendengar suara tangisan bayi ....Dari luar pintu terdengar suara Lucy, "Kak Vanesa, apa kamu sudah bangun?"Bulu mata Vanesa bergetar sedikit. Dia bangkit dengan menopang diri di tempat tidur, menyingkap selimutnya, lalu melangkah turun dari tempat tidur.Saat berdiri, dia merasa pusing serta lemas."Kak Vanesa? Kak Vanesa ...."Suara Lucy terdengar makin cemas."Ya." Vanesa menopang tubuhnya yang berat, lalu berjalan untuk membuka pintu.Ketika pintu terbuka, Lucy yang berada di luar pintu lan

Tanggal 15 Desember adalah hari saat Ibu Vanesa, Yuna Jefferson, dibebaskan dari penjara.Hari ini, Stella mengambil cuti untuk menemani Vanesa menjemput Yuna.Perkiraan cuaca hari ini sangat akurat. Hari ini benar-benar hari yang sangat cerah.Sinar matahari menembus awan tebal musim hujan, langsung menyinari bumi. Cahaya itu menyinari embun, berkilau dengan kemilau indah seperti permata.Di luar gerbang penjara di pinggiran Kota Amari, Vanesa mengenakan jaket mewah berwarna aprikot. Tubuhnya langsing, rambutnya yang sepanjang pinggang tampak halus, bergoyang lembut tertiup angin."Stella, jam berapa sekarang?" Vanesa menatap tembok setinggi seratus meter di hadapannya, sementara tangannya yang tergenggam erat mengungkap kegugupannya.Stella mengelus bahu Vanesa, lalu menjawab, "Ini baru jam setengah sembilan. Dia pasti akan segera keluar. Kamu jangan khawatir."Baru saja Stella selesai berbicara, gerbang besi penjara yang tinggi terdengar bergerak.Pintu besi kecil di sudut terbuka.

Di ujung telepon, Steven terdiam sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kamu pindah?"Vanesa merasa alasan pria ini bertanya begitu adalah karena dia akan memberikan Mansion Resta untuknya, jadi Vanesa tidak perlu pindah."Aku nggak berniat mengambil alih Mansion Resta." Vanesa terdiam sejenak, lalu menambahkan, "Barang-barang yang aku butuhkan sudah aku ambil semua. Sisanya bisa kamu buang sesuai keinginanmu.""Apa kamu benar-benar sudah memutuskan?" Suara Steven tetap dingin, "Perjanjian itu masih bisa diubah. Kalau ada syarat lain, kamu bisa mengajukannya.""Nggak perlu, ikuti perjanjian ini saja." Vanesa merasa terlalu lelah, tidak ingin terus membuang waktu dalam pernikahan ini.Bahkan ibu kandungnya sendiri menganggap Steven dan Hanna sangat serasi. Dalam pernikahan ini, Vanesa benar-benar seperti badut yang sangat memalukan.Steven tidak merespons.Keduanya terdiam selama setengah menit lebih.Kemudian, Vanesa bertanya, "Kapan kamu ada waktu untuk mengurus surat cerainya?""Kenapa kamu

Pintu kamar mandi tertutup dengan bunyi keras, kemudian suara Vanesa yang sedang muntah segera terdengar.Sarapan pagi yang dimakan olehnya dimuntahkan sampai bersih semuanya. Baru setelah itu dia merasa lebih baik.Suara muntah yang mengerikan itu terdengar melalui pintu kamar mandi.Regan mengerutkan kening, melihat Steven sambil bertanya, "Ayah, kenapa Ibu muntah begitu banyak? Apa Ibu sedang sakit?"Mata Steven yang hitam tampak kelam. Tangan besarnya mengusap kepala Regan perlahan, lalu menjelaskan, "Dia mungkin terlalu sibuk hingga kelelahan selama beberapa hari ini.""Jadi, apa Ibu nggak bisa sering-sering menjengukku selama beberapa hari ini?" tanya Regan.Steven hanya berkata, "Kamu bisa bertanya sendiri padanya."Regan menghela napas, bergumam dengan perasaan tidak puas, "Dulu sepertinya dia nggak sesibuk ini. Sepertinya sejak Ibu Hanna kembali, Ibu Vanesa menjadi sangat sibuk ...."Pintu kamar mandi terbuka.Vanesa yang sudah merapikan diri melangkah keluar.Pada saat ini, S

Di unit lalu lintas, rekaman kamera pengawas menunjukkan bahwa Vanesa tidak bergerak tiga detik setelah lampu hijau menyala. Sementara itu, Logan tidak mengurangi kecepatannya, sehingga terjadi tabrakan dari belakang!"Meskipun mobil di depan terlambat bergerak, mobil di belakang nggak mengurangi kecepatan di persimpangan. Kesalahan penilaian menyebabkan tabrakan dari belakang. Mobil belakang sepenuhnya bertanggung jawab atas kejadian ini. Kalian bisa mendiskusikannya, apakah kalian akan memakai asuransi atau menyelesaikannya secara pribadi?" kata polisi lalu lintas."Pak, lihatlah baik-baik, aku terluka!" Logan menunjukkan goresan kecil di dahinya, lalu berkata tanpa malu, "Sekarang aku merasa pusing dan mual, aku ingin pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan!"Polisi lalu lintas itu berujar, "Boleh saja, tapi kita harus menyelesaikan prosedurnya di sini dulu.""Nggak bisa, sekarang aku mau muntah ...." Logan memegangi kepalanya dengan ekspresi kesakitan. "Kalian antarkan aku