All Chapters of Cinta Kita Sudah Sampai Ujung: Chapter 641 - Chapter 650

"Jangan dengarkan Paman Ivander. Pikirkan kedua anak itu, Vanesa. Anak-anak itu bisa hidup tanpa ayah mereka, tapi mereka nggak bisa hidup tanpa ibu mereka.""Steven, akulah yang menyelamatkan Jerry."Steven sontak tercengang."Malam itu sembilan tahun yang lalu, aku bertemu denganmu dan Jerry. Aku menyelamatkannya. Kalau bukan karena aku, Callahan mungkin nggak akan mati. Steven, dulu aku berpikir kamulah yang menyebabkan semua ini terjadi padaku, sampai Jerry mengatakan bahwa kebaikanku yang bodoh malam itulah yang justru telah menciptakan iblis ...."Steven menatap Vanesa dengan mata yang berkaca-kaca. "Bukan begitu. Jangan dengarkan Jerry atau Paman Ivander. Vanesa, kamu hanyalah kamu. Kamu adalah seorang ibu yang memiliki dua orang anak. Kamu harus kembali ke anak-anakmu ....""Nggak ada jalan kembali." Vanesa menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Steven, Jerry harus tetap menikah sesuai rencana. Anak kita hanya akan selamat kalau Jerry meninggal dan rencananya berhasil. Kamu me

Risa menatap Jake yang terdiam dalam amarah. Dia menahan rasa ingin melontarkan candaan, lalu berdeham dan memasang ekspresi serius."Aku belum menerima kabar buruk apa pun. Paling nggak, aku yakin Vanesa masih hidup.""Dia masih hidup ...." Jake menurunkan pandangannya. "Dia masih hidup, tapi dia dikurung makanya nggak bisa menghubungi kami, 'kan?""Nggak bisa menghubungi juga sesuatu yang baik," kata Risa. "Dalam pekerjaan kami, nggak ada kabar justru adalah hal terbaik. Setahuku, Jerry memiliki latar belakang yang kompleks dan berpengaruh, tapi dia nggak benar-benar mengambil tindakan terhadap kedua anak itu. Ini malah membuktikan bahwa Jerry menunjukkan belas kasihan."Jake pun menatap Risa. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Maksudmu, Jerry benar-benar tulus kepada Vanesa dan tahu bahwa Vanesa sangat menyayangi kedua anak itu, jadi dia menaruh belas kasihan kepada mereka?""Bisa saja begitu, tapi ada kemungkinan juga dia sengaja menahan kedua anak itu dan menggunakan mereka untu

"Aku tahu." Davina mengelus perutnya. "Tapi, bagaimana kalau ternyata dia nggak jadi anak Jerry setelah lahir?"Tidak jadi anak Jerry?Vanesa menatap Davina. "Maksudmu?"Davina balas menatap Vanesa. "Kak Vanesa, akhir-akhir ini aku sering bermimpi buruk."Vanesa refleks mengernyit karena Davina tiba-tiba mengganti topik pembicaraan."Aku bermimpi bahwa aku meninggal saat melahirkan dan Jerry juga meninggal."Vanesa mengatupkan bibirnya.Saat Vanesa hamil anak kembar, dia selalu bermimpi buruk.Kemudian, si kembar lahir prematur dan dia mengalami pendarahan hebat. Adegan itu memang sangat mirip dengan adegan berdarah dalam mimpinya.Mungkin ini yang namanya indra keenam ibu hamil.Apa mungkin mimpi Davina juga merupakan firasat seorang ibu hamil?Jika Jerry meninggal, apa itu berarti tindakan Steven dan timnya sukses besar?Jika memang begitu, itu hal yang baik.Namun, Davina tidak bersalah.Vanesa tidak ingin Davina berakhir seperti dalam mimpi wanita itu.Davina hanya jatuh cinta pada

"Transplantasi sumsum tulang ...."Jerry menatap Vanesa di tempat tidur dengan sorot mendalam. "Aku mengerti. Kamu bisa keluar dulu."Dokter asing itu mengangguk, lalu berbalik dan meninggalkan kamar.Jerry duduk di sebelah Vanesa dan menyentuh dahi Vanesa.Demam Vanesa masih tinggi.Vanesa pun mengernyit dan membuka kelopak matanya yang terasa berat."Kamu sudah bangun. Mau minum air?""Iya."Jerry menuangkan segelas air dan memberikan Vanesa minum dengan sedotan.Setelah minum air, pikiran Vanesa menjadi jauh lebih jernih.Dia menatap Jerry dan bertanya, "Aku baru saja mendengar kamu dan dokter membahas soal kamu ingin membawaku ke Pritan?""Iya." Jerry meletakkan gelas air di meja samping tempat tidur. "Lembaga penelitian tempat ayahku berinvestasi mungkin bisa mengembangkan obat untuk menyelamatkanmu."Vanesa sontak terkesiap.Ternyata itu bukan mimpi, Jerry benar-benar ingin membawanya ke Pritan.Apa mungkin lembaga penelitian milik Balin mengembangkan obat untuk mengobati leukemi

Davina menemani Vanesa di ruang pengantin.Upacara pernikahan akan berlangsung setengah jam lagi."Kak Vanesa, apa kamu gugup?"Vanesa memandang Davina.Dia mengenakan gaun pengiring pengantin bermotif bunga teratai berwarna merah muda, dia tampak manis dan cantik. Namun, perutnya yang sedikit membuncit tampak benar-benar kontras dengan gaun itu."Davina." Vanesa memegang tangannya.Tangan Davina terasa sangat dingin, telapak tangannya berkeringat."Ingatlah, entah bayi di perutmu ataupun Jerry, mereka nggak sepenting dirimu." Vanesa berkata dengan serius, "Pokoknya, yang terpenting adalah melindungi diri sendiri."Davina mendengar ada makna tersirat di balik itu dan hendak berbicara ketika pintu ruang tunggu didorong terbuka.Jerry masuk mengenakan setelan putih.Vanesa pun melepaskan tangan Davina dalam diam.Jerry memegang kotak makanan, matanya terpaku pada Vanesa. Dia benar-benar mengabaikan Davina."Aku meminta Bibi Sherly untuk membuat bubur dan memasakkan beberapa lauk kesukaan