Ayah Elina melangkah keluar dari vila dengan langkah ringan, seakan dunia baru saja menyerahkan semua yang ia impikan. Koper hitam berisi uang itu dijinjing erat, wajahnya berbinar seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan paling mahal. Hujan yang baru reda membuat jalanan licin, tapi ia sama sekali tak peduli. “Elina bodoh,” gumamnya sambil terkekeh. “Dia kira bayi itu hanya tanggung jawab. Padahal, lihatlah—bayi ini tiket emas. Carlos terlalu mudah dipermainkan. Satu miliar malam ini, mungkin dua miliar bulan depan.” Ia menghela napas puas, lalu berhenti sejenak di parkiran. Matanya berbinar, membayangkan rumah besar, mobil baru, meja judi, dan perempuan-perempuan muda yang bisa ia beli dengan uang itu. “Ah… hidup memang indah kalau tahu caranya memanfaatkan peluang,” bisiknya. Sementara itu, di dalam vila, Carlos masih duduk kaku dengan bayi di lengannya. Elina berdiri tak jauh darinya, wajahnya pucat pasi. Tangannya bergetar. Carlos menatapnya, dingin dan penuh sinis
Última actualización : 2025-09-19 Leer más