Carlos duduk di ruang tengah dengan ekspresi wajah seperti tengah memimpin rapat saham yang menentukan nasib negara. Kursi empuk tak membuatnya nyaman, sementara tangan terlipat di dada — tegang, dingin, dan jelas bukan karena AC yang menyala terlalu dingin. Diam-diam, matanya menatap layar tablet di pangkuan. Di situ, terbuka sebuah profil pegawai baru bernama “Callysta Marisa R.” Lengkap dengan foto—wanita berponi, mata besar, tersenyum lebar seperti tidak tahu dunia bisa sekejam cinta tak berbalas. Carlos mengerutkan kening. “Ternyata chef baru” gumamnya pelan. Dan benar saja. Dari dapur terbuka di ujung ruangan, terdengar suara sendok membentur panci, aroma mi kari menguar di udara, bercampur bau mentega dan sedikit euforia masa kecil. Callysta, gadis itu, berdiri di balik meja dapur yang terlampau mewah untuk hanya memasak mi instan. Tapi entah kenapa, harumnya membuat Carlos ingin memakannya. Belum sempat ia larut dalam kenangan, handphone-nya bergetar di atas meja m
Terakhir Diperbarui : 2025-07-29 Baca selengkapnya