Seorang pria yang mungkin sedikit tua dari Qiana menghampiri mereka berdua. “Qiana, dan Pak Zayn," ujarnya cepat, suaranya sedikit panik. “Tolong jangan pulang dulu!"Zayn menatapnya tajam. “Ada apa lagi?”“Acara ini kan belum selesai. Masa kalian mau pulang begitu saja."Semua mata kini masih menatap ke arah mereka, sebagian terpaku, sebagian lain mulai berbisik pelan. Tantri berdiri di sisi aula, pakaiannya masih meneteskan air, wajahnya pucat dan matanya berkaca-kaca menahan malu.Di sisi lain, panitia acara sekaligus alumni di SMP yang sama dengan Qiana bergegas menghampiri mereka.“Qiana, Pak Zayn, tunggu sebentar,” katanya agak gugup, menahan langkah keduanya. “Tolong jangan pulang dulu. Kami minta maaf banget atas insiden ini. Kami sama sekali gak nyangka Tantri bakal bertingkah kayak gitu.”Zayn menatap Rafi datar, wajahnya tetap tenang tapi auranya masih tajam. “Saya rasa gak ada lagi yang perlu kami dengar,” ucapnya dingin.“Tapi, Pak—” Pria itu menelan ludah, lalu menoleh k
Last Updated : 2025-10-11 Read more