Sienna tertawa sinis. “Kau terlalu narsis, Sebastian,” ujarnya sambil memiringkan kepala. “Aku terlalu lelah dan pening untuk berdebat denganmu. Sekarang lepaskan aku.”Sebastian mengendurkan pelukannya perlahan, lalu mundur satu langkah penuh. Ia tidak membantah, tidak memohon. Pria itu benar-benar mendengarkan hari ini.Sienna membalikkan badan, menghindari tatapan pria itu. Ia berjalan ke meja, meletakkan tablet, lalu meraih botol air dan meneguknya beberapa kali“Aku datang karena ingin mengajak kau makan siang,” ujar Sebastian.“Aku sudah makan,” balas Sienna cepat, suaranya terdengar sedikit ketus.Tapi tepat setelah kalimat itu meluncur, suara keroncongan jelas terdengar dari perutnya. Begitu keras dan jelas, hingga Sienna pun nyaris mematung di tempat.Sebastian mengangkat alis dan tersenyum miring. “Kau bisa berbohong,” katanya sambil menyilangkan tangan di dada. “Tapi perutmu tidak.”Sienna menatap pria itu dengan sorot jengkel, seolah ingin menusuk pria itu dengan pandangan
Terakhir Diperbarui : 2025-07-03 Baca selengkapnya