Sienna menahan napas, tubuhnya menegang sejenak. Ia bisa merasakan senyum nakal pria itu bahkan tanpa harus melihat wajahnya.Akhirnya, Sienna menoleh perlahan, menatap Sebastian dengan penuh tanya dan sedikit gugup. “Kau… apa?” tanyanya berbisik.Sebastian menarik diri sedikit, matanya menyapu bibir ranum Sienna sebelum kembali terkunci pada matanya.“Aku…” bisiknya pelan, “...adalah hidangan utamanya.”Pikiran Sienna langsung keruh. Ia tak bisa berpikir jernih. Sejak kemarin, Sebastian senang sekali mengacaukan pikirannya. Dan sekarang, pria itu terang-terangan menggodanya.“Aku hanya menuruti permainanmu,” balas Sienna, mencoba tenang meski jantungnya berdetak cepat.“Dan kau akan menyelesaikannya,” gumam Sebastian.Tanpa peringatan, bibir pria itu melumat bibir Sienna dalam ciuman yang dalam dan menuntut. Tidak seperti ciuman semalam. Ciuman kali ini lebih intens dan lebih dalam.Sienna ingin menolak, ingin berkata bahwa ini terlalu cepat, tapi tubuhnya sudah lebih dulu menyerah.
Terakhir Diperbarui : 2025-06-04 Baca selengkapnya