Gladys buru-buru melangkah, menundukkan wajah sedalam mungkin di balik masker yang menutupi hampir separuh wajahnya. Ia tidak berani menoleh. Dalam hati ia berdoa keras, semoga Teddy tidak mengenalinya.Udara di lorong itu terasa sesak, langkah-langkahnya terdengar terburu, nyaris berlari. Baru setelah mencapai ujung, ia berani menarik napas panjang. Matanya melirik sekilas ke belakang, lega luar biasa menyergap saat mendapati Teddy tidak berusaha mengejarnya, bahkan tidak sempat menyapa.“Syukurlah…” bisiknya lirih, hampir tak terdengar.Gladys merogoh ponsel, menghubungi Mbak Lala. Ia meminta wanita itu segera keluar duluan sambil membawa Gavin.“Aku nyusul, Mbak. Tolong bawa Gavin dulu keluar, jangan tunggu aku di sini,” suaranya terdengar terburu, bergetar.Mbak Lala sempat bingung, tapi akhirnya menurut. Sementara itu, Gladys kembali ke tempat koper yang tadi ditinggalkan. Tangannya sedikit gemetar ketika menarik gagang koper itu. Rasanya seolah beban yang ia pikul bukan hanya ba
最終更新日 : 2025-08-28 続きを読む