Gladys masuk ke kamar dengan hati-hati, menenteng sebuah cangkir berisi teh jahe hangat yang masih mengepulkan uap tipis. Aroma rempah itu segera memenuhi ruangan, mengusir sedikit rasa dingin malam yang pekat. Ia menatap Tyo yang duduk di sofa tak jauh dari ranjang, kepalanya bergerak pelan ke kiri dan ke kanan, seperti mencoba meredakan ketegangan yang mendera. Wajahnya masih menyisakan gurat lelah, entah karena luka, rasa bersalah, atau tekanan batin yang kian menyesakkan.“Mas …,” panggil Gladys lembut sambil mendekat, “aku buatkan teh jahe. Biar tubuhmu lebih hangat dan rileks.”Tyo menoleh, senyum tipis tergambar di bibirnya. “Terima kasih, Sayang.” Suaranya lirih, namun ada ketulusan di sana. Ia sempat tertegun beberapa saat ketika Gladys memanggilnya berbeda, lalu menerima cangkir itu, menyesap sedikit, dan menarik napas panjang. Kehangatan jahe merambat ke tenggorokan hingga ke dadanya. Namun, tegang di bahunya masih terasa.Gladys memperhatikan gerakan kepala Tyo yang terus
Last Updated : 2025-10-03 Read more