Tyo masih terengah, amarahnya belum reda sepenuhnya. Saat Rafael berlari menjauh, ia menoleh cepat pada Gladys, matanya menyala.“Aku sudah bilang, jangan buang waktu dengan orang itu! Kau malah bicara panjang lebar, untuk apa?!” suaranya bergetar, penuh tuduhan.Gladys membuang pandangan, enggan menanggapi. Sudah terlalu lelah memikirkan Gavin yang tak kunjung ketemu, masih harus meladeni kecemburuan Tyo yang sejak dulu tak berdasar. Dadanya sesak, tapi ia tahu, kalau saat ini ia menuruti emosi, semuanya hanya akan makin kacau. Tanpa sepatah kata, ia melangkah masuk kembali ke lobi apartemen, meninggalkan Tyo yang mendengus frustrasi.Dengan langkah gemetar, Gladys kembali mendatangi meja pengelola. Wajahnya sudah tak bisa lagi menutupi kegetiran—mata merah, air mata belum kering, dan nada suaranya pecah.“Baik. Kalau tadi kalian minta satu nama, sekarang aku punya. Rafael Sanjaya.”Kepala pengelola yang sedang menulis sesuatu di atas meja kontan terlonjak. Pulpen di tangannya hampir
Last Updated : 2025-09-17 Read more