“Apa dia sudah makan?”Anna melangkah mendekat dan menatap macan kumbang yang tengah memanjat pohon dengan cekatan. Cakar-cakarnya menancap di sana, meninggalkan bekas dalam yang jika itu adalah kulit manusia, maka sudah dipastikan akan robek.“Sudah, Nona. Saya memberikan daging mentah sesuai porsinya,” jawab Phoenix. Dia hendak membungkuk hormat saat Anna berhenti di depannya, tetapi Anna menahannya.“Sudah, duduk di sini saja. Kau hanya perlu melakukan penghormatan di depan Kaiden. Selain itu, santai saja, ya?” pinta Anna, menarik tangan Phoenix mendekat agar duduk satu bangku dengannya.Phoenix mengangguk dan dengan canggung duduk di sampingnya. Macan kumbang itu sudah berada di puncak salah satu dahan, membaringkan tubuhnya dengan santai. Mata kuningnya berpendar seperti cahaya matahari yang menaungi mereka.Setelah makan siang, Anna memutuskan untuk mengunjungi macan kumbang itu. “Aku berpikir untuk memberinya nama,” ucapnya.Phoenix menatapnya. “Nama apa, Nona?”“Panther. Bagai
Terakhir Diperbarui : 2025-07-31 Baca selengkapnya