Hening masih menyelimuti ruang tamu. Jonathan duduk di lantai membiarkan punggungnya bersandar pada sisi sofa tempat Amel menggulung tubuh. Ia baru saja menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Tangannya yang besar membenahi helaian rambut Amel yang kusut, jemarinya sesekali menyeka sisa air mata di pipi pucat itu. Amel tak melawan. Ia membiarkan Jonathan memeluknya erat. Ada rasa lelah yang terlalu dalam untuk diperdebatkan malam ini. Lalu beberapa detik berlalu dalam diam. Suara Jonathan menghentikan tarikan ingusnya. “Amel.” Gadis itu mendongak. “Aku sungguh minta maaf,” ujarnya. Amel kembali menunduk. Kalimat itu sedikit membosankan.Ia ingin mendengus, tapi hidungnya penuh cairan. Ia kembali mengangkat wajah. Mata bengkaknya menatap pria itu lama sebelum akhirnya bibirnya bergerak.“Kak…” suaranya pelan. “Aku lapar.”Jonathan mengerjap. “Lapar?” pelukannya perlahan terlepas. Amel mengangguk. Air mata masih menetes di pipi, tapi suaranya terdengar lebih jelas. “Aku… mau ikan rebu
Last Updated : 2025-07-16 Read more