Jonathan menghela napas pelan, menatap Marcell dengan ekspresi jengah. “Amel, bisa tolong ambilkan ayam potong itu untukku?” ucap Marcell santai, namun dengan nada yang tak memberi ruang penolakan. Amel sontak menoleh. Keningnya berkerut, mengingat kejadian tadi siang. Seperti sebelumnya, Marcell menyodorkan piring ke arahnya tanpa bekata lebih, dan tidak juga menariknya jika ayam itu belum berpindah ke atas piring. Tanpa banyak protes, Amel mengangguk dan memenuhi permintaannya. Namun belum selesai, Jonathan ikut menyodorkan piringnya. “Amel, bisa tolong sendokkan nasi? Tanganku agak pegal, habis ngetik laporan panjang barusan,” katanya dengan senyum tipis—terlihat tenang. Amel terdiam sejenak. Ini tidak biasa. Jonathan tidak pernah memintanya seperti ini. Tapi ia tetap berdiri dan melayani keduanya. Nasi untuk Jonathan, sepotong ayam untuk Marcell. Baru saja dia akan kembali duduk, Jonathan kembali menyodorkan piringnya, kali ini lebih cepat. “Ayam gorengnya juga,” ucap
Last Updated : 2025-07-20 Read more