Dalam perjalanan pulang dari lapas, Amel duduk diam di kursi penumpang. Matanya menatap ke luar jendela, mengikuti pemandangan yang berlalu begitu saja. Suasana di dalam mobil terasa sunyi, meski radio menyala pelan. Hingga matanya tiba-tiba menangkap sosok yang familiar di trotoar seberang jalan. Di sana, Jonathan dan Fidya yang begitu terburu-buru masuk ke dalam mobil. Keduanya seperti pasangan selingkuh yang takut ketahuan. Tubuh Amel seketika menegang saat mobil itu melaju pergi, berbelok ke arah berlawanan. Ia membeku, jari-jarinya perlahan mengepal di atas pangkuan. Ia menelan ludah, mencoba menata napasnya yang tiba-tiba terasa berat. Kelopak matanya bergerak pelan, terasa panas. Marcell meliriknya sekilas dari balik kemudi, lalu bertanya dengan suara tenang. “Ada apa?” Amel menggeleng pelan. “Tidak ada,” gumamnya, lirih. Namun Marcell bisa merasakannya, dari cara Amel menatap dan gerakan tubuhnya, seperti ada yang mengganjal—bukan sekedar emosi sesaat, melainkan sesuatu
Terakhir Diperbarui : 2025-07-30 Baca selengkapnya