Dewi mengelus punggung Laras yang sudah lebih tenang. Harum teh chamomile hangat tercium saat Laras meneguknya pelan.“Maafkan Laras, Ma,” kata Laras setelah meletakkan cangkir tehnya.“Maaf untuk apa, Ras?” Suara Dewi lembut. Tangannya masih terus mengelus punggung Laras yang duduk di kursi kerjanya, sementara dia sendiri berdiri di belakang Laras.“Maaf karena Laras membuat Mama malu. Karena, Laras hamil di luar nikah.” Laras mendongakkan kepalanya, menatap Dewi.Laras berharap Dewi memarahinya habis-habisan seperti sewaktu dia kecil. Meski Laras pasti akan menangis, tapi setidaknya setelah Dewi marah, semua akan kembali baik-baik saja. Bahkan Nindya akan memandangnya dengan iba setelah Laras dimarahi oleh Dewi.Tapi semenjak Laras dewasa, Dewi sudah tak pernah melakukannya. Dewi membiarkan anak-anaknya bertanggung jawab sendiri atas apa yang sudah mereka kerjakan.“Itu sudah terjadi,” kata Dewi pelan. “Kamu sudah coba bicara pada Nindya?”Laras menggeleng. Disandarkan kepalanya pad
Terakhir Diperbarui : 2025-08-21 Baca selengkapnya