Ferrari Roma merah melaju kencang. Nicolas seolah lupa untuk sesekali menggunakan rem. Setirnya ia cengkeram erat. Mata birunya menyorot jalanan dengan tajam. “Kirim detail alamatnya. Sekarang, satu menit,” tegasnya. Sambungan telepon masih terhubung. “Baik, Tuan.” Sekitar satu menit kemudian, notifikasi pesan diterima. Nicolas mendapat titik lokasi asistennya. Mobilnya membaca koordinat itu. Ia makin menambah kecepatan. “Benar bukan, kamu tidak akan bisa kabur dariku, Isela!” seringainya. Kepercayaan diri Nicolas memuncak tak tergoyahkan. Namun, saat tiba di salah satu gang sempit, matanya menyipit. Ia menghubungi anak buahnya lagi, memastikan tidak salah alamat. Semua datanya benar. Bahkan anak buahnya sudah menunggu di dalam gang. Musim dingin membuat tempat ini sepi, seperti tanpa penghuni. Nicolas memindai permukiman yang menurutnya kumuh, berbau dan sesak. Sampai ia harus menghindari sarang laba-laba. Penampilannya yang flamboyan membuat pria itu menjadi pusat perhati
Last Updated : 2025-09-06 Read more