"Opa," sapanya singkat. Lalu, melangkah pelan masuk kamar.Di dekat jendela tinggi yang dibuka separuh, Opa berdiri memoles patung kecil dari gading gajah, bentuknya seorang ksatria abad pertengahan lengkap dengan pedang. Elegan. Klasik. Koleksi pribadi yang hanya boleh disentuh tangannya sendiri.Lalu, Opa tersenyum tipis. "Kenapa datang lebih awal, Berandal?" Dia melirik dengan sorot mata tajam.Reyvan mengangkat alis. "Sekalian, Opa. Aku ada urusan lain. Oh ya, aku bawa cucu mantumu juga. Dia lagi main-main di bawah. Jangan tanya ngapain."Opa terkekeh. Lalu, duduk santai di kursi tinggi dengan bantalan kulit."Sepertinya kamu mulai menikmati punya istri baru, Rey. Gimana Amber? Dia kamu perlakukan dengan baik, kan? Dia wanita baik-baik. Jangan buat Opa kecewa."Reyvan mendesis pelan. "Wanita baik-baik? Yang ada, tukang buat onar. Tiap hari bikin masalah. Keras kepala, cerewet, selalu saja melawanku. Aku makin pusing."Tawa Opa menggema ringan, tapi matanya kembali serius menatap R
Last Updated : 2025-07-08 Read more