"Diam dulu di sini. Aku harus memastikan kamu tetap hidup dulu, baru kubawa ke depan Opa," gumam Reyvan dingin, membuka pintu sebuah kamar luas bergaya klasik modern.Begitu masuk, dia meletakkan Amber perlahan di atas single sofa. Ruangan itu mencolok dengan interior kayu gelap, lampu gantung kristal kecil, serta aroma maskulin."Kenapa harus dibawa masuk kemari? Gimana kalau Opa marah, kita terlalu lama?" lirih Amber."Aku nggak mau bawa istri yang penampilannya mirip orang gila seperti ini," ujar Reyvan sambil berdiri memunggungi Amber, berjalan menuju walk-in closet yang terhubung langsung ke kamar itu.Amber mendesis pelan, tubuhnya refleks meringkuk kesakitan. Tangan kirinya memegang kepala, dan dari sela rambutnya yang kusut, dia baru menyadari sesuatu.".... Kepalaku berdarah?" gumamnya lirih.Reyvan berhenti sebentar dan melirik, lalu mendengkus kecil."Diam dulu sebentar. Dasar merepotkan. Mulutmu saja yang tajam, tapi otaknya kosong. Kamu pikir kamu siapa main masuk ruang b
Terakhir Diperbarui : 2025-07-01 Baca selengkapnya