David perlahan mengangkat tangannya, hendak menyeka ceceran bubur di pinggir bibir Amber.Belum juga tangannya menyentuh bibir wanita itu, Amber buru-buru menyeka sendiri bibirnya. Tangannya gemetar, sedikit gugup."Ehm ... belepotan ya?" Suaranya lirih, hampir malu-malu, sambil menoleh sedikit ke arah lain.David hanya tersenyum kecil, tetap tenang meski penolakan itu jelas terasa. Dia tak ambil hati, malah pelan meletakkan piring bubur di nakas."Masih kayak anak kecil," ucapnya sambil menyerahkan tissue.Amber menerimanya, tersenyum kecil. "Makasih, dokter cerewet."Sesaat, ruang itu hening. David juga mendadak kelu bingung mau bicara apa. Saat ini, beberapa sikap penolakan halus Amber begitu membuatnya lemas.Lalu, bersamaan, mereka bicara."Kamu—" Mereka sama-sama tersenyum kaku."Jadi—" Kembali mereka saling menatap canggung.Lalu tertawa kecil bersama."Kamu duluan aja," ucap David.Amber menggeleng pelan. "Kamu aja. Tapi, ya sudah, aku dulu deh." Dia menarik napas.David menga
Last Updated : 2025-07-13 Read more