Entah apa yang dikatakan dari seberang sana, air mata Donna seketika berhenti, berganti dengan senyuman. "Paman memang yang terbaik."Setelah menutup telepon, Donna menggenggam ponselnya erat-erat. Wajahnya pun penuh dengan senyuman puas. 'Arlina, sehebat apa pun kamu, kalau berani menyinggungku, jangan harap bisa terus bertahan di rumah sakit ini.'....Arlina sama sekali tidak tahu kalau Donna bisa serendah itu. Setelah menyelesaikan urusan pasien, dia melihat sudah hampir waktunya pulang, jadi dia pergi ke ruang ganti untuk bersiap mengganti pakaian.Di ruang ganti ada beberapa rekan kerja lain. Mereka tampak sedang membicarakan sesuatu. Begitu melihat Arlina masuk, salah seorang langsung bertanya, "Eh, Dokter Arlina, apa kamu tahu tentang Konray Medika?"Mata Arlina sedikit berkilat. Belum sempat menjawab, seorang rekan lain sudah menimpali, "Kita semua 'kan belajar kedokteran, mana mungkin nggak tahu Konray Medika.""Aku cuma kepikiran karena Dokter Arlina baru pulang dari luar ne
Baca selengkapnya