Pagi itu, halaman rumah Aisyah dipenuhi tamu. Dekorasi sederhana namun elegan, didominasi warna putih dan emas, membuat suasana hangat sekaligus khidmat. Senyum tak pernah lepas dari wajah Bian. Seorang pilot gagah yang biasanya tenang menghadapi turbulensi pesawat, justru kali ini gemetaran menunggu akad nikah.“Bang, kok pucat? Kayak yang mau ujian terbang perdana,” goda sahabatnya, Reno, sambil menepuk bahu Bian.Bian hanya menghela napas, menatap ke arah dalam rumah. “Kamu nggak ngerti, No. Hari ini bukan soal pesawat. Ini soal hidupku. Kalau salah ucap, bisa gagal, kan?”Reno ngakak. “Ya ampun, calon istrimu pasti makin jatuh cinta kalau tahu kamu kayak gini.”Tak lama, Aisyah keluar dengan gaun putih berhias payet lembut. Wajahnya ditutupi selendang tipis, tapi senyumnya terlihat jelas. Semua orang terpesona. Termasuk Bian yang mendadak menahan napas.“Astagfirullah … cantik banget,” gumamnya pelan, membuat Reno makin cekikikan.Prosesi akad berjalan sakral. Bian sempat salah uc
Last Updated : 2025-09-04 Read more