"Kalian udah selesai?" tanya Dokter Dimas dengan wajahnya yang khas, teduh dan senyuman ademnya. "Em, sebenarnya sudah, Dok." Aku menjawab sekenanya. "Oh gitu, ya udah ini buat kamu, Sayang. Dan ini buat kamu, Ayu." Lelaki itu memberikan buket bunga untukku dan putrinya. Aku tidak menolak, karena mungkin dengan aku menerima, bisa membuat dia tidak kecewa karena sudah susah payah membelikan. "Makasih, Pah. Suka banget bunganya," ujar gadis kecil itu. "Makasih juga, Dok. Oh ya, saya mau ke rumah sakit. Buru-buru. Dokter mau ajak Bella pulang, kan?"Lelaki itu mengerutkan keningnya. "Mau ngapain ke rumah sakit?""Ada urusan, Dok. Saya kembalikan Bella kepada Dokter, ya. Insyaallah saya besok pagi-pagi akan datang ke rumah Dokter buat ngajak Bella main.""Loh, katanya dia mau nginep di rumah kamu, kan?""Iya, tapi sekarang saya ada keperluan, Dok. Gimana, ya? Maaf banget ya, Dok "Aku kira dia tidak bakal kecewa. Tapi, nyatanya wajahnya terlihat sedih. Bukan hanya itu, Bella tiba-tib
Terakhir Diperbarui : 2025-07-10 Baca selengkapnya