Dari kejauhan, di ruang kontrol milik Lagran, pria itu tengah mencoba berdiri lemas dengan tubuh yang masih setengah sadar. Ia seakan tersadar dengan apa yang dilakukan oleh Faye.“FAYE…” geramnya pelan. “Kau…,” geramnya tertahanLagrand berdiri membatu di depan layar utama, ia menatap titik merah di peta digital yang kini berkedip perlahan ... lalu lenyap. Titik itu—lokasi Faye. Hilang.Beberapa detik berlalu dalam keheningan. Matanya mulai menyipit, urat di rahangnya menegang, tubuhnya sedikit gemetar, bukan karena takut—tapi karena murka yang menumpuk dalam dadanya.“...Dia membohongiku,” desisnya memendam amarah.Suara itu terdengar pelan, tapi cukup untuk membuat dua teknisi di dekat pintu sedikit ragu untuk bernapas. Lagrand menggertakkan giginya, lalu memukul meja dengan keras—BRAKKK!Cawan kaca di atasnya pecah, layar kecil terlempar entah kemana, dan alarm di sudut ruangan mendadak mati, sementara satu sisi layar retak—seperti emosinya yang tak lagi bisa ditahan.“Pengkhian
Terakhir Diperbarui : 2025-08-03 Baca selengkapnya