Damian menundukkan kepalanya, lalu mencium bahunya perlahan. “Kau … luar biasa,” gumamnya, nyaris seperti desahan.Jari-jarinya kemudian bergerak ke pinggang Alea, melepaskan pengait rok dengan perlahan, lalu satu tangannya mengangkat tubuh Alea dan melepaskan kain terakhir yang masih menempel di tubuh Alea dengan mudah. Damian berhenti sejenak, lalu menatap mata Alea yang sedikit berembun. “Kalau kau ingin aku berhenti, katakan saja.”Alea menggigit bibirnya, lalu menggeleng pelan. “Jangan berhenti …”Damian tersenyum lembut, lalu kembali membungkuk, dan mencium bibirnya lembut, dan berubah seiring dengan irama desahan yang semakin keras. Tangannya berangsur meraih milik Alea, mengusapnya perlahan dan membuat miliknya semakin mengeras di bawah sana.“Aku siap …” bisiknya pada Damian di sela desahannya.Damian menyusuri lehernya dengan kecupan lembut, nafasnya yang hangat, lalu beralih pada gundukkan milik Alea, meniupnya pelan, dan menyesapnya seperti bayi yang selalu kehausan.“Hh…
Last Updated : 2025-08-04 Read more