Aurelia memandang Mamanya yang terbaring tak berdaya, kemudian beralih menatap Papanya. Rasa takut dan kebingungan masih tergambar jelas di wajahnya. “Papa…” Aurelia berbisik, suaranya dipenuhi rasa ngeri. “Apa benar Rayzen itu Aldrich? Kakak kandungku?” Damian mengangguk perlahan, tatapannya menyakitkan. “Dilihat dari tanda lahirnya, benar dia Aldrich.” Disingkapnya sedikit kemeja di bahu kiri. Di sana, di atas tulang selangkanya, terdapat tanda lahir berbentuk bulan sabit yang samar. Arkana, yang masih berdiri memunggungi mereka, juga memiliki tanda yang persis sama. “Hanya Papa, Arkana, dan Aldrich,” jelas Damian, suaranya berat. “Itu adalah tanda lahir yang diturunkan, seperti anugerah dari Tuhan. Dan itu ada di bahu kiri Rayzen.” Aurelia merasa dunia berputar. "Tapi dia sangat jahat, Pa," Aurelia terisak, suaranya hampir tidak terdengar. "Dia menembak Mama, dia menculikku! Dia bilang ingin menghancurkan semuanya!" "Dia sudah dicuci otaknya, Nak. Candra berhasil mengambilny
Last Updated : 2025-10-20 Read more