All Chapters of Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif : Chapter 61 - Chapter 70

85 Chapters

Tuan Ma, Lukisan dan Aroma Teh

Setelah puas menyumpahi 'Baili Zhiyu' dengan segala macam makian yang mengalir lancar dari mulutnya sendiri, Zhiyu dan Wei Xuan dipersilakan gadis pemanah untuk masuk ke dalam rumah Tuan Ma. Gadis itu menurunkan busurnya sepenuhnya, meski mata tajamnya masih mengawasi setiap gerakan kedua tamu.Kondisi di dalam rumah Tuan Ma jauh berbeda dari yang mereka lihat dari luar."Ini lebih rapi dan mirip tempat tinggal seorang sarjana," bisik Wei Xuan lirih sambil mengamati sekeliling dengan mata yang terlatih menangkap detail.Zhiyu mengangguk setuju. Kontras yang mencolok antara eksterior yang tampak lusuh dengan interior yang tertata rapi ini mengingatkannya pada teknik penyamaran yang biasa digunakan para ahli strategi.Ruangan tempat mereka dipersilakan duduk dan menunggu Tuan Ma memang lebih mirip ruang belajar dengan lemari kayu tua yang dipenuhi gulungan-gulungan. Aroma tinta dan kertas lama bercampur dengan dupa halus yang terbakar di sudut ruang

Last Updated : 2025-07-20

Paviliun Kabut Ringan dan Bencana yang Menjelang

Sementara itu, di Paviliun Kabut Ringan, kediaman pribadi Pangeran Ketiga Xiao Zeyan, suasana tidak setenang biasanya. Malam yang seharusnya dipenuhi ketenangan malah diwarnai keresahan yang samar namun terasa.Zeyan tengah dipijat oleh gadis pelayan, Ji Rou, seusia Ming'er dan tak kalah absurdnya dalam tingkah lakunya. Gadis mungil itu memiliki kemampuan menggugat setiap instruksi majikannya dengan logika yang kadang lebih masuk akal.Pangeran itu bermalas-malasan seperti biasa di kursi favoritnya, namun hatinya gelisah. Ada sesuatu yang mengganggu ketenangan batinnya, seperti angin malam yang bertiup dari arah yang salah."Shén Rui, Èr Lang sudah pergi?" tanyanya pada pelayan setianya dengan nada yang berusaha terdengar santai."Menurut laporan, sudah, Yang Mulia," sahut Shén Rui sambil mengatur teko teh di meja kecil."Dengan siapa?" Zeyan bertanya lagi, jemarinya mengetuk-ngetuk l

Last Updated : 2025-07-21

Anggota Pasukan Bayangan Yang Dramatis

"Aiyo!" Mereka bertiga terkejut dan berteriak bersamaan seperti paduan suara yang tidak terlatih.Sosok berjubah gelap, memakai penutup wajah hitam, hanya menyisakan sepasang mata yang seharusnya terlihat misterius namun kini tampak agak memelas.Itu adalah Hei Mou, anggota pasukan bayangan yang paling berdedikasi pada tugas dan paling terobsesi pada seni kemunculan teatrikal."Yang Mulia! Bisakah bersikap biasa-biasa saja!" omel Hei Mou sambil merapikan jubahnya yang sedikit kusut karena lompatan dramatis tadi."Bagaimana aku bisa bersikap biasa saja kalau kau selalu muncul tiba-tiba seperti hantu yang salah alamat?" balas Zeyan dengan gemas sambil memegang dadanya."Yang Mulia, peran saya sebagai anggota pasukan bayangan tentu saja muncul tiba-tiba dan harus dramatis!" sahut Hei Mou dengan mantap sambil melompat masuk ke ruangan dengan gaya yang berlebihan."Haruskah selalu begitu?" Zeyan bertanya sambil memijat pelipisnya.

Last Updated : 2025-07-21

Sisi Lain Pasar Hantu

Toko Tujuh Bunga Tak Hidup berada di sudut Pasar Hantu yang paling lapang, paling rapi, dan paling misterius. Berbeda dengan bagian lain pasar yang dipenuhi bangunan kusam dan pedagang gelap, area ini tampak seperti distrik terpisah dengan standar yang lebih tinggi.Zhiyu dan Wei Xuan duduk berhadapan di sebuah meja kayu beralaskan sutra halus, cukup jauh dari meja-meja lain tetapi dalam posisi strategis untuk mengamati seluruh situasi. Pilihan tempat yang sempurna untuk dua orang yang tidak ingin menarik perhatian namun tetap bisa memantau setiap gerakan di sekitar mereka.Wei Xuan dan Zhiyu sepakat memilih meja ini dengan alasan yang sama, tidak menarik perhatian sambil tetap mempertahankan kewaspadaan maksimal.Ling, gadis bercadar dan pemanah penjaga kediaman Tuan Ma, mengantar mereka hingga ambang toko dengan langkah yang ringan namun waspada. Matanya terus memindai sekeliling, memastikan tidak ada ancaman yang mengi

Last Updated : 2025-07-22

Tujuh Bunga, Satu Bisikan, dan Pintu yang Terbuka

Seseorang mendekat dengan langkah yang anggun dan terhitung.Seorang wanita cantik mengenakan hanfu merah dan hitam dengan bordiran emas yang halus. Dandanannya sempurna, tidak berlebihan namun menawan. Gerakannya elegan seperti penari yang telah berlatih bertahun-tahun."Tuan Ma merekomendasikan kalian," katanya dengan suara merdu yang terlatih. "Jadi aku akan menghidangkan teh yang istimewa untuk tamu terhormat."Ia bertepuk tangan lembut dengan gerakan yang indah, seperti memberikan isyarat dalam sebuah pertunjukan.Dua pelayan muncul dari balik tirai dengan langkah yang selaras, juga cantik dengan hanfu yang senada, membawa seperangkat teko dan cangkir porselen berkualitas tinggi dengan motif bunga yang rumit.Mereka mulai menyeduh teh dengan gerakan halus dan terlatih, setiap langkah dilakukan dengan presisi yang menunjukkan latihan bertahun-tahun. Ritual penyeduhan ini lebih mir

Last Updated : 2025-07-22

Pendekar Mabuk, Selendang Merah, dan Teh yang Tak Bisa Dikalahkan

BRAK! Pintu toko terbuka lebar dengan suara yang menggema ke seluruh ruangan. Xiao Zeyan muncul dengan penampilan yang lebih dari cukup untuk meyakinkan siapa pun bahwa ia adalah tuan muda flamboyan yang baru saja keluar dari rumah bordil terkenal di Pasar Hantu dalam kondisi mabuk berat. Mata sayu memerah seperti habis menangis atau minum semalaman. Kendi arak terayun-ayun di tangan kanannya, cairan bening mengalir dari mulut kendi yang tidak tertutup rapat. Hanfu dan jubah luarnya kusut acak-acakan, terlipat di berbagai tempat yang salah. Meski sebenarnya kondisi pakaiannya begitu karena ia tidak sempat berganti dari pakaian tidurnya, bukan karena aktivitas ranjang seperti yang mungkin diasumsikan oleh para tamu toko. Para penjaga toko segera berlarian menghadangnya dengan gerakan yang terlatih, berusaha mencegah Zeyan masuk lebih jauh dan membuat kekacauan di tempat yang terhormat ini. Tapi

Last Updated : 2025-07-23

Kurungan, Bola Besi, dan Lubang yang Tidak Direncanakan

Mereka bertiga hampir sampai di ambang pintu toko dengan langkah yang santai dan puas, seolah baru saja menyelesaikan misi yang berhasil sempurna, ketika...CLANG!Sebuah kurungan besi jatuh dari langit-langit dengan kecepatan yang mengejutkan, mengurung mereka dalam sangkar yang kokoh. Dentuman logam yang menghantam lantai kayu bergema ke seluruh toko seperti lonceng kematian.Toko seketika berubah dari suasana elegan menjadi kacau balau.Para pelanggan yang tadi menikmati teh dengan senyuman pura-pura dan sikap tenang yang dibuat-buat, kini berlarian dengan panik. Mereka berebut menuju pintu keluar, sadar ada sesuatu berbahaya yang akan terjadi, sesuatu yang melampaui batas perdagangan biasa dan jauh dari sekadar kritik kuliner yang pedas.Meja-meja terbalik, cangkir berserakan, kursi-kursi bergeser dengan bunyi yang kasar. Dalam hitungan detik, toko yang tadinya terlihat mewah dan terkendali berubah menjadi medan pertempuran.

Last Updated : 2025-07-23

Lorong Rahasia, Buronan, dan Tangan yang Salah

Tubuh mereka berempat meluncur deras ke bawah melalui lorong gelap yang curam, disertai jeritan yang entah karena terkejut, takut, meratap, atau mengumpat dengan berbagai variasi kata-kata yang tidak pantas diucapkan di tempat suci."San Gē!" Zhiyu memeluk pinggang Zeyan dengan panik, mencengkeram kain hanfu sahabatnya seperti orang tenggelam yang mencari pelampung."Èr Lang! Kau membuat jubahku kusut!" teriak Zeyan dengan histeris, meski jubahnya memang sudah kusut sejak dari tadi.Mereka tidak sempat bertengkar lebih lanjut karena situasi yang mendesak.Tubuh mereka mendarat dengan sukses di dasar lorong, tepat di atas tubuh seseorang yang tadi muncul dari lantai toko dengan cara yang tidak terduga."Bukankah jubahmu memang sudah kusut dari tadi? Aah!" Wei Xuan menyahut sambil berusaha mengatur posisi jatuhnya, lalu menjerit saat tubuhnya menimpa ketiga orang yang sudah tergeletak di bawah."Wei Xuan! Kau membuat pinggangku pat

Last Updated : 2025-07-24

Bab 69 Tangan yang Salah, Lorong yang Tersesat, dan Celah yang Terbuka

Zeyan berlari dengan panik menyusuri lorong gelap, menyeret tangan Luo Jing yang masih dikiranya milik Zhiyu. Napasnya tersengal karena berlari cepat, tapi kekhawatirannya pada sahabat membuatnya terus bergerak."Èr Lang! Lorong ini menuju ke mana?" tanyanya sambil terus berlari tanpa menoleh ke belakang."Tuan Muda..." Luo Jing menyahut pelan dengan suara yang terdengar kebingungan dan sedikit terengah.Zeyan mengernyit mendengar jawaban itu. Ada yang aneh dengan suara yang menjawabnya."Sejak kapan Èr Lang memanggilku Tuan Muda?" gumamnya dalam hati sambil memperlambat langkah.Ia akhirnya menoleh untuk melihat siapa yang sedang dia seret.Matanya membelalak lebar ketika menyadari kesalahannya."Kenapa kau?! Di mana Èr Lang? Di mana Wei Xuan?!" serunya dengan campuran kaget dan panik.Luo Jing yang masih terhuyung karena diseret berlari masih dalam keadaan kebingungan total."Saya juga tidak tahu... A

Last Updated : 2025-07-24

Lorong yang Berputar, Tangga yang Licin, dan Dinding yang Terbuka

Sementara itu, Zhiyu terus berlari di sepanjang lorong yang kondisinya hampir sama dengan jalur yang dipilih Zeyan. Gelap, sempit, dan penuh dengan teka-teki yang tersembunyi di setiap sudutnya.Sesekali ia menoleh ke belakang sambil tetap berlari, memastikan apakah masih ada yang mengejarnya dengan tekad membalas dendam.Di kejauhan, terdengar suara-suara teriakan yang bergema dan bayangan-bayangan yang bergerak semakin mendekat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan."Wei Xuan!" teriaknya sambil terus berlari, memanggil komandan Pasukan Jinyiwei yang seharusnya menjadi penjaganya.Tapi tidak ada sahutan yang kembali. Hanya gema suaranya sendiri yang memantul di dinding-dinding batu yang lembap.Zhiyu menatap sekeliling sambil memperlambat langkahnya untuk mengamati situasi dengan lebih teliti.Baru saat itu ia menyadari bahwa ia telah terpisah dari Wei Xuan dan Zeyan dalam kepanikan tadi. Ia benar-benar sendirian di lorong yang

Last Updated : 2025-07-25

...

4 5 6 7 8 9

SCAN CODE TO READ ON APP