Satu ikat bunga mawar putih di atas pusara Ibu. Aku tersenyum melihat betapa orang-orang mencintai mereka.Kehilangan yang tidak menghapus ingatan, justru kenangan semakin lekat di hati, adalah ketika orang tua sudah pergi. Kami sama-sama terpekur di depan nisan Ibu dan Bapak yang berdampingan. Dipimpin calon suamiku, kami berdoa bersama. Menabur bunga pada kedua nisan. Bunga mawar, melati, dan irisan daun pandan menutup permukaan. Perlahan, jari ini mengusap kedua nisan. Kerinduan semakin pekat. Ungkapan yang diawali kata 'seandainya' berjubal di dada. Semua berwujud penyesalan yang tiada batas."Ibu, Bapak, Maafkan Laras," ucapku lirih tidak bisa menahan air mata.Tangan besar Mahendra mengusap-usap punggung ini. Tanpa kata seakan memberi kesempatan aku mengurai rasa di hati. Dalam linangan air mata aku berkata lirih, "Ibuk, Bapak, tenanglah di sana. Laras sekarang sudah bahagia. Tidak usah kawatir lagi... Laras sekarang datang bersama calon suami pilihan Laras. Mohon Ibu dan Ba
Last Updated : 2025-08-30 Read more