Laura menahan napasnya sejenak mendengar Winny memperkenalkan Cia. Ya, seharusnya Laura sadar kalau panggilan Papa itu menjelaskan semuanya. Seharusnya Laura juga sadar kalau nama anak itu Felicia Pratama. Itu nama belakang Darren. Nama belakang mereka sama. Laura kembali menatap Darren dengan tatapan goyah. Fakta ini menyakitkan, sangat menyakitkan. Laura pikir apa pun tentang Darren tidak akan berpengaruh padanya, tapi entah sejak kapan, kenyataan tentang pria itu terasa begitu menyakitkan. Laura sudah dibohongi, entah berapa kali oleh pria itu. "Anak? Kalian ... sudah menikah?" lirih Laura. "Ah, kami ...." Belum sempat Winny menjawabnya, tapi suara Darren sudah terdengar di sana. "Kita harus bicara, Laura! Bik Erna, bawa Cia dan Winny masuk dulu, aku harus bicara dengan Laura," seru Darren tegas. "Tidak! Maksudku ... jangan begitu! Winny dan Cia baru datang, tidak boleh ditinggal. Ayo masuk bersama. Ini juga sudah malam, anginnya dingin. Mari kita masuk, Cia!" ajak Laura d
Huling Na-update : 2025-08-07 Magbasa pa