Interior rumah masih sama. Tapi malam itu, lampu-lampunya terasa lebih hangat. Callista duduk di kursi dekat meja makan sementara Adrian membuka lemari dapur, menatap beberapa bahan seadanya. “Aku serius, loh,” kata Adrian. “Bantuin, ya?” Callista bangkit. Ia membuka kulkas, lalu mengambil telur dan roti. “Omelet aja deh. Gak mungkin gagal.” Adrian berdiri di belakangnya, menyandarkan dagu di bahu gadis itu. “Kalau kamu yang bantuin, aku mau bikin apa aja.” Callista tersenyum kecil, merasa napas pria itu menyapu kulit lehernya. Tapi sebelum ia menjauh, Adrian memutar tubuhnya perlahan, hingga mereka saling berhadapan di tengah dapur. “Aku suka kamu kayak gini,” bisiknya. “Di dapur, pakai kaus longgar, rambut berantakan…” Callista menelan ludah ketika tangan Adrian menyentuh pinggangnya. Hangat dan mantap. “Biasa aja, nanti kamu gak pengin masak beneran,” gumam Callista, mencoba mengalihkan. Tapi Adrian malah tersenyum, lalu membungkuk, mencium pelan sisi lehernya. “Aku
Terakhir Diperbarui : 2025-07-23 Baca selengkapnya