Pintu kamar tertutup di belakangku dengan bunyi klik yang nyaris seperti sebuah penguncian sel. Tapi kali ini, aku tidak merasa terpenjara. Atau… mungkin aku sudah terlalu terbiasa dengan kurungan yang dibalut kenyamanan.Grayson berdiri di dekat meja, melepaskan jasnya, gerakannya perlahan tapi penuh kendali. Cahaya lampu kuning temaram membuat siluetnya tampak lebih gelap, seperti sosok yang selalu membayangiku, bahkan dalam mimpi.Aku masih bisa merasakan sisa adrenalin dari interogasi Melissa tadi. Kata-kata kakak tiriku itu masih terngiang, membuat darahku setengah panas, setengah beku. Tapi tatapan Grayson sekarang—tajam, fokus, dan hanya tertuju padaku—membuatku melupakan semua, setidaknya untuk sesaat.“Kemarilah,” ucapnya rendah. Bukan perintah keras, tapi juga bukan permintaan.Aku melangkah pelan, seakan jarak di antara kami adalah jurang yang harus kutaklukkan. Saat jarak itu terhapus, ia mengangkat tanganku, mem
Last Updated : 2025-08-18 Read more