Hana menutup pintu mobil dengan kasar, membuat kaca bergetar. Nafasnya sedikit memburu, sorot matanya penuh kecemasan. Di sampingnya, Prayoga hanya duduk tenang, menyalakan rokok sambil menatap keluar jendela, seolah tidak peduli."Ibumu bilang apa?" tanyanya datar tanpa menoleh.Hana menggenggam tas kecilnya erat. "Dia bilang kalau pengacara keluarga kita masuk ke dalam penjara. Aku mau meminta bantuan kamu untuk membebaskannya."Prayoga akhirnya menoleh, sorot matanya tajam. "Kenapa aku harus membebaskan dia?""Pengacara itu sangat berharga," desak Hana. "Dia yang selama ini membantu ibuku dalam segala urusan. Tanpa dia, ibuku akan kehilangan banyak hal. Jadi aku mohon, bebaskan dia."Prayoga menyunggingkan senyum miring. "Itu pengacara keluarga kamu, Hana. Kenapa tidak kamu minta bantuan Anita saja?"Nada nama itu membuat wajah Hana menegang. "Tidak seperti itu, Prayoga…""Kenapa?" suaranya menekan, dingin.Hana menarik napas panjang, lalu menatap Prayoga dengan sorot mata penuh ke
Last Updated : 2025-08-21 Read more