Suasana tepi sungai seketika membeku! Suara kicau burung yang biasanya meramaikan hutan itu terasa lenyap, hanya desau angin di antara dedaunan yang terdengar samar. Jenderal Shang Que masih menatap Kaisar, napasnya memburu, dadanya naik turun seolah menahan gejolak yang sudah tak bisa lagi disimpan. Sementara Kaisar Lin Yi, dengan wajah dingin, seolah menimbang apakah dia harus marah, atau justru menerima kebenaran yang tak ingin dia dengar. Kedua pasang mata itu bertubrukan. Yang satu menyala karena cinta putus asa, yang lain membara karena rasa tanggung jawab yang tak bisa ditawar. Shang Que menunduk dalam-dalam, lalu bersuara kembali, kali ini lebih tenang, tapi tegas, seakan setiap kata yang keluar adalah sumpah. “Yang Mulia, jika anda jatuh, negara ini ikut runtuh. Jika Chun Mei kehilangan anda, itu luka bagi satu hati. Namun, jika rakyat kehilangan anda, itu kehancuran bagi ribuan jiwa. Anda lebih dibutuhkan sebagai Kaisar, bukan hanya sebagai seorang pria yang mencinta
Last Updated : 2025-09-14 Read more