Di bawah naungan pohon plum, sebuah meja rendah dipasang, di atasnya terletak kecapi panjang dengan permukaan mengilap. Chun Mei duduk anggun, jemarinya menari luwes di atas senar, menghasilkan melodi jernih yang mengalun, lembut tapi penuh perasaan. Wajahnya tenang, mata menunduk dengan senyum samar, seolah hanya musik yang ada di dunia ini. Di sampingnya, Chu Qiao berdiri tegak, sedikit condong ke belakang dengan lengan terlipat. Ekspresinya datar, pandangan matanya kosong, seolah nada-nada yang mengalun tak benar-benar masuk ke telinganya. Ada garis tegas pada wajahnya, dingin, seakan pikirannya jauh melayang entah ke mana, bukan pada musik, bukan pula pada Chun Mei. Chun Mei melirik sekilas dari bawah matanya, tanpa menghentikan petikan senar. Jemarinya yang lentik bergerak semakin lembut, seakan mencoba menyelipkan rasa hangat ke dalam melodi. Namun, Chu Qiao tetap tak bergeming, tatapannya lurus tanpa emosi. Hanya suara kecapi yang memenuhi udara, berpadu dengan kicau buru
Last Updated : 2025-09-05 Read more