Satu pekan berlalu. Di aula utama istana Kekaisaran, udara sama sekali tidak bergerak. Hening dan berat. Asap dupa mengepul tipis di antara tiang-tiang menjulang yang dingin, menebarkan aroma cendana yang samar menyesakkan dada. Di singgasana yang tinggi, Kaisar duduk tegak, mengenakan jubah hitam bertepi benang emas. Matanya menatap kosong ke bungkusan kuning di lantai batu di bawah, seolah sedang mendengarkan sesuatu yang tak seorang pun bisa dengar. Di sisi kanannya, kasim Feng berdiri menunduk dalam, wajahnya menegang, menunggu dalam diam yang panjang. Seorang prajurit utusan yang masih mengenakan baju zirah berhiaskan bercak darah berangsur berlutut. Dengan air mata tertahan, tapi suaranya parau, dia berkata, “Yang Mulia, Komandan Liu Han telah gugur.” Kaisar terpejam, rahangnya mengeras, jari-jari tangannya langsung mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Sesaat kemudian. Kaisar perlahan berdiri. Suara gesekan kain jubahnya terdengar lirih, tapi cukup unt
Last Updated : 2025-10-26 Read more