Pagi itu, suasana rumah keluarga Suryana berbeda dari biasanya. Di ruang makan besar, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu. Pak Surya duduk dengan wajah dingin, sementara Reyhan terlihat gelisah. Ayara, yang biasanya pendiam, kali ini tampak menahan sesuatu dalam pikirannya.“Ayah,” ucap Reyhan tiba-tiba, memecah keheningan. “Aku ingin bicara tentang Arman. Kita tidak bisa terus-terusan mengabaikan kenyataan.”Pak Surya menatap tajam. “Kenapa kamu begitu terobsesi dengan orang itu? Dia hanyalah masa lalu yang sudah seharusnya dikubur.”Ayara mengepalkan tangan di bawah meja. “Tapi masa lalu itu ada hubungannya dengan aku,” katanya pelan tapi tegas. “Kalau benar dia ayahku, aku berhak tahu segalanya.”Suasana meja makan membeku. Semua tatapan tertuju pada Ayara. Wajah Pak Surya berubah muram, tapi sebelum ia menjawab, Mama Reyhan ikut angkat bicara.“Surya, sampai kapan kita mau menyembunyikan ini? Anak-anak berhak tahu,” katanya dengan suara bergetar.Pak Surya menoleh tajam pad
Last Updated : 2025-08-19 Read more